gravatar

Journey to Holy City

Siang hari disaat panas terik saya memutuskan untuk nongkrong di depan layar monitor, melihat-lihat notif pesbuk yang masuk ditemani kicauan tweet. Tiba-tiba ada pesan chat masuk dari sahabat saya Wahyu Andika, personal Nirvana Boys yang sudah pernah saya ceritakan di posting sebelumnya..Pesan itu berisi ajakan untuk menuju Kudus dan sempat saya berfikir beberapa menit untuk memutuskan keputusan ajakan itu karena tugas belum kelar, dan sedang menikmati kesendirian. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menerima ajakan itu karena mungkin tubuh juga butuh refreshing. Hehe..:p

Wussss....melaju kurang lebih satu setengah jam akhirnya sampai di tempat teman saya di Kudus. Dikota ini saya merasakan kultur dan budaya yang berbeda, memberikan pengalaman yang baru untuk pengethuan hidup saya. Disini saya melihat sedikit pusat-pusat keramaian atau perbelanjaan, karena konon kabarnya masyarakat kudus itu memiliki watak "saklek" istilah jawanya maksudnya pendirian kuat. Dan selain itu dikarenakan tingkat kejenuhan akan sesuatu hal yang lumayan tinggi. Padahal saya berfikir sebelumnya, bakal tinggi pusat keramaian atau pertokoan karena disokong oleh banyaknya perusahaan atau pabrik yang maju disini, contohnya PT Djarum Kudus atau Makanan Jenang Mubarok yang terkenal sampai seluruh pelosok Jawa. Tapi yaa mungkin juga kultur islami disini yang membuat hal-hal yang bersifat hura-hura jarang ditemui. Kenapa saya bisa mengatakan kultur islami? karena di sepanjang jalan kota banyak terlihat hilir mudik jemaah masjid maupun jamaah pengajian yang sedang menuntut ilmu akhirat. Thats great!! Saya melihatnya terasa nyaman dan sejuk,,,andai setiap kota seperti ini,,,kental akan kerohanian,,,pasti hidup akan senantiasa tenang dan nyaman. Hehhe...


Disamping kultur dan kebudayaannya, saya juga mengamati masalah ekonomi penduduk Kudus..saya lumayan kaget ketika membeli makanan disini,,karena harganya "lumayan" untuk ukuran mahasiswa seperti saya. Memang sebelumnya sudah diberi tahu oleh teman saya akan perbedaan harga makanan di Kudus dengan daerah Semarang, Solo, maupun Jogja. Tapi tidak masalah karena setiap daerah pasti mempunyai alasan dalam penetapann harga dan tidak membuat saya untuk berhenti kagum akan suasana kota Kudus.

Untuk menghilangkan rasa lelah perjalanan saya beristirahat di rumah Aldo Ghufron, yang juga pernah saya ceritakan di posting sebelumnya. Sambil istirahat saya sempatkan untuk menuangkan pengalaman ini dalam bentuk tulisan ini. Dan semoga berlanjut tulisannya karena di hari esok saya akan mengunjungi wisata Colo yang konon katanya mempunyai air terjun yang menawan.
Tidak sabar untuk berbagi pengalaman lagi..hohoho...

22 Februari 2011 Ku akhiri...
c_U guys

Tinggalkan komentar ya kawan? komentar kawan semua sangat berarti untuk penunjang perkembangan dan perbaikan Blog saya. Anda komentar pasti saya akan komentar kemblai ke Blog anda ^^. Sukses Bersama!!